BERPIKIR KREATIF
Berfikir kreatif merupakan cara
berfikir dimana individu mencoba menemukan hubungan-hubungan baru untuk
memperoleh jawaban baru terhadap masalah. Dalam berfikir kreatif ini seseorang
dituntut untuk dapat memiliki lebih dari satu jawaban terhadap suatu persoalan
dan untuk itu maka diperlukan imajinasi.
Pribadi Kreatif
Setiap pribadi individu diyakini
memiliki kreatifitas masing-masing. Selama individu itu masih menggunakan ide dan
pemikiran dalam menjalani kehidupannya maka selama itu pula ia dapat dikatakan
berusaha mengeluarkan segenap kemampuan kreatifitasnya. Psikologi memandang
bahwa pribadi kreatif dapat ditinjau dari perspektif humanistik dan
psikoanalisa.
Humanistik
Humanistik memandang perilaku pribadi individu dari sudut pandang pengaruh perilaku atau akibat yang ditimbulkan dari perilaku tersebut. Pada contoh mahasiswa yang mengerjakan tugas dari dosen dengan cara menyalin kepunyaan temannya, humanistik memunculkan pertanyaan bagaimana perilaku menyalin pekerjaan teman dapat mempengaruhi perasaan temannya itu terhadap diri sang mahasiswa? Apakah dirinya bisa merasa puas dengan kenyataan bahwa dia belum mampu mengerjakan tugas tersebut secara mandiri? Pertanyaan semacam ini menjadi penting dari sisi perspektif Humanistik.
Humanistik memiliki perspektif yang menekankan perasaan orang tentang self. Dari sudut pandang ini, orang yang melakukan sesuatu apapun yang dilakukan entah baik atau buruk mungkin dilihat sebagai bagian dari penyelidikannya tentang kompetensi, prestasi dan harga dirinya. Idealnya atau diharapkan, pada suatu saat nanti orang tersebut akan menemukan cara meningkatkan perasaannya dengan berbuat yang terbaik untuk dirinya tanpa menghambat atau mengganggu orang lain.
Humanistik memandang perilaku pribadi individu dari sudut pandang pengaruh perilaku atau akibat yang ditimbulkan dari perilaku tersebut. Pada contoh mahasiswa yang mengerjakan tugas dari dosen dengan cara menyalin kepunyaan temannya, humanistik memunculkan pertanyaan bagaimana perilaku menyalin pekerjaan teman dapat mempengaruhi perasaan temannya itu terhadap diri sang mahasiswa? Apakah dirinya bisa merasa puas dengan kenyataan bahwa dia belum mampu mengerjakan tugas tersebut secara mandiri? Pertanyaan semacam ini menjadi penting dari sisi perspektif Humanistik.
Humanistik memiliki perspektif yang menekankan perasaan orang tentang self. Dari sudut pandang ini, orang yang melakukan sesuatu apapun yang dilakukan entah baik atau buruk mungkin dilihat sebagai bagian dari penyelidikannya tentang kompetensi, prestasi dan harga dirinya. Idealnya atau diharapkan, pada suatu saat nanti orang tersebut akan menemukan cara meningkatkan perasaannya dengan berbuat yang terbaik untuk dirinya tanpa menghambat atau mengganggu orang lain.
Psikoanalisa
Psikoanalisa merupakan bagian dari perspektif yang lebih luas yang disebut psikodinamika. Psikodinamika merupakan suatu perspektif yang fokus pada peran perasaan dan impuls-impuls yang dikira tidak disadari. Salah satu kunci gagasan psikodinamika adalah bahwa ketika impuls-impuls itu tidak dapat diterima, atau ketika impuls tersebut membuat kita cemas, kita menggunakan mekanisme pertahanan diri (defence mechanism) untuk mengurangi kecemasan dimana diantara mekanisme pertahanan diri adalah displacement. Misal ketika mahasiswa sudah merasa kesulitan mengerjakan tugas pada saat baru membaca persoalannya saja, mahasiswa tersebut mengalihkan pemikirannya dari mengerjakan secara mandiri menjadi menyalin kepunyaan temannya. Atau pada orang yang sedang dalam kondisi terdesak dalam suatu permasalahan dan seakan semua alternatif pemecahan masalah dirasakan menemui kebuntuan maka pikirannya “dipaksa” bekerja keras mencari ide dan pemikiran supaya alternatif pemecahan baru terhadap permasalahan dapat segera ditemukan.
Proses Kreatif
Proses kreatif
merupakan gambaran nyata dalam menjelaskan bagaimana kreativitas terjadi.
Proses kreatif melalui tahap atau langkah yang terjadi pada saat orang
berperilaku kreatif. Sebagian besar penelitian awal berfokus pada bagaimana
orang-orang yang sangat kreatif menggambarkan proses mental yang mereka alami
untuk menciptakan produk-produk apa pun yang mereka ciptakan. Proses kreatif
dapat dilihat dari perspektif Teori Wallace dan Teori Belahan Otak.
Teori Belahan Otak
Kanan dan kiri
Otak manusia adalah pusat berfikir,
berperilaku serta pusat emosi yang mencerminkan seluruh dirinya (self hood);
kebudayaannya; kejiwaannya; serta bahasanya dan ingatannya. Seorang filsuf Rene
Descartes pernah mengatakan bahwa otak sebagai pusat kesadaran manusia dapat
diibaratkan sebagai pengendara, sedangkan badan manusia sebagai kudanya.
Semiawan (1994) pernah mengukur berat otak manusia dan dipatkan bahwa berat
otak manusia hanyalah satu setengah kilogram saja. Perbandingan ukuran yang
sangat kecil untuk fungsi dan kegunaan yang luar biasa. Adalah Cerebral ortex
otak yang dibagi menjadi dua belahan yang dihubungkan oleh segumpal serabut
yang disebut corpur callosum. Kedua belahan otak itu adalah Belahan otak kanan,
yang menguasai belahan kiri badan. berfungsi untuk berfikir holistik, spasial,
metaforik, dan lebih banyak menyerap untuk matematika, sintesa, mengetahui
sesuatu secara intuitif dan elaborasi, serta variabel dan dimensi humanistik
mistik. Belahan otak kiri, yang menguasai belahan kanan badan. Berfungsi untuk
berfikir rasional, analitis, berurutan, linear, scientific, seperti belajar
membaca, bahasa, aspek berhitung dari matematika.
Respons, tugas dan fungsi belahan
otak kiri dan kanan berbeda dalam menghayati berbagai pengalaman belajar,
sebagaimana seseorang mengalami realitas secara berbeda beda dan unik.
Menurut eugene raudsepp dalam bukunya how creative are you?1981, dalam kebudayaan Amerika pun belahan otak kiri ternyata lebih dominan dan dikembangkan secara berlebihan. Menurut Peter Reusseli (1979), bahwa dalam budaya barat pun orang lebih cenderung mengutamakan berfikir rasional, kemampuan ekspresi diri sendiri secara verbal, membaca dengan baik dan bagus dalam berfikir analitis. Kondisi kita tampaknya sama dengan dua kondisi tersebut, kita biasanya kurang mengembangkan kebenaran spatial, apresiasi artistik, proses kreatif dan pemikiran intuitif, yang kesemuanya itu sering diasosiasikan dengan belahan otak kanan. selanjutnya Reudsepp (1981) merinci dikotomi belahan otak berikut ini:
Menurut eugene raudsepp dalam bukunya how creative are you?1981, dalam kebudayaan Amerika pun belahan otak kiri ternyata lebih dominan dan dikembangkan secara berlebihan. Menurut Peter Reusseli (1979), bahwa dalam budaya barat pun orang lebih cenderung mengutamakan berfikir rasional, kemampuan ekspresi diri sendiri secara verbal, membaca dengan baik dan bagus dalam berfikir analitis. Kondisi kita tampaknya sama dengan dua kondisi tersebut, kita biasanya kurang mengembangkan kebenaran spatial, apresiasi artistik, proses kreatif dan pemikiran intuitif, yang kesemuanya itu sering diasosiasikan dengan belahan otak kanan. selanjutnya Reudsepp (1981) merinci dikotomi belahan otak berikut ini:
-Belahan Otak kiri
-Logis, analitis,
kronologis, linier
-Berfikir Konvergen
-Rasional
-Proses yang disadari
-Proses yang disadari
-Pemaknaan harfiah
-Verbal
-Abstrak
-Kausal
-Eksplisit (diperlihatkan)
-Abstrak
-Kausal
-Eksplisit (diperlihatkan)
-Terkendali,
konsisten
-Cara berfikir
realistis
-Biasanya dominan
-Intelektual, formal
-Kesadaran memusat
secara tajam
-Aktif
-Mengatur waktu dengan urutan yang teratur
-Mengatur waktu dengan urutan yang teratur
-Matematis, ilmiah
-Berdasarkan
petunjuk
-Berdasarkan
dalil-dalil
-Objektif
-Pengetahuan umum
-Suka menilai
-Belahan Otak Kanan
-Intuitif, holistik,
gestalt, tidak linier
-Berfikir divergen
-Irasional
-Proses prasadar dan bawah sadar
-Proses prasadar dan bawah sadar
-Pemaknaan
metaforis/analogi
-Nonverbal
-Konkrit
-Tanpa sebab (akausal)
-Konkrit
-Tanpa sebab (akausal)
-Tidak diperlihatkan
(walau sudah mengerti)
-Dipengaruhi emosi
-Fantasi,
mimpi-mimpi
-Tidak dominan
(diam)
-Lebih menggunakan
perasaan, menyukai eksperimen
-Kesadaran menyebar
-Resptif (bisa
menerima)
-Tidak
memperhitungkan waktu secara teratur
-Artistik, musikus,
simbolis
-Bebas, menyukai
asosiasi, toleran terhadap ambiguitas
-Imajinatif
-Subjektif
-Pengetahuan individual
-Subjektif
-Pengetahuan individual
-Tidak suka menilai
dan mengkritik
Pendorong Kreatif
Pribadi individu setiap saat berada
pada keadaan mendorong atau memberikan tekanan untuk berpikir dan mengeluarkan
ide. Dorongan atau pressure untuk kreatif itu mengacu pada lingkungan dimana
individu itu berada, atau lingkungan dimana produk itu dihasilkan, atau proses
kreatif itu terjadi. Hal ini berkaitan dengan keadaan dan segala sesuatu yang
mempengaruhi keadaan dimana terjadi kreativitas. VanGundy (1985)
mengidentifikasi tiga kategori yang mempengaruhi keadaan yang memunculkan
kreatifitas yaitu: internal, eksternal dan hubungan interpersonal. Khusus
Hubungan interpersonal dengan orang lain adalah kondisi saling mempengaruhi
antara diri pribadi dengan orang lain.
Internal berkaitan dengan pribadi seseorang yang dipengaruhi keadaan eksternal. Setiap pribadi individu dikaruniai sumberdaya dan potensi yang sangat luar biasa oleh sang Pencipta. Semua entitas dalam tubuh manusia sebagai individu memiliki fungsi dan kegunaan masing-masing yang saling berkaitan satu sama lain membentuk sistem-sistem. Bahkan sistem-sistem tersebut membentuk kesatuan utuh yang membuat individu dapat hidup dan menjalankan kehidupannya.
Namun individu juga tidak dapat terlepas dari keadaan eksternal yang baik langsung maupun idak langsung mempengaruhi individu. Dalam ranah kreatifitas, individu jelas sekali dapat menggunakan potensi menggali ide dan pemikiran sebanyak-banyaknya tanpa batas ukuran tertentu. Keadaan eksternal bisa berupa apa saja baik keadaan yang menunjang kemunculan kreatifitas atau malah keadaan yang menghambat kemunculan kreatifitas.
Internal berkaitan dengan pribadi seseorang yang dipengaruhi keadaan eksternal. Setiap pribadi individu dikaruniai sumberdaya dan potensi yang sangat luar biasa oleh sang Pencipta. Semua entitas dalam tubuh manusia sebagai individu memiliki fungsi dan kegunaan masing-masing yang saling berkaitan satu sama lain membentuk sistem-sistem. Bahkan sistem-sistem tersebut membentuk kesatuan utuh yang membuat individu dapat hidup dan menjalankan kehidupannya.
Namun individu juga tidak dapat terlepas dari keadaan eksternal yang baik langsung maupun idak langsung mempengaruhi individu. Dalam ranah kreatifitas, individu jelas sekali dapat menggunakan potensi menggali ide dan pemikiran sebanyak-banyaknya tanpa batas ukuran tertentu. Keadaan eksternal bisa berupa apa saja baik keadaan yang menunjang kemunculan kreatifitas atau malah keadaan yang menghambat kemunculan kreatifitas.
Pada kenyataannya, tidak semua
keadaan yang tidak mengenakkan merupakan faktor penghambat dalam munculnya
kreatifitas. Justru terkadang dalam kondisi terdesak, individu bisa
mengeluarkan segenap kemampuan pemikirannya menghasilkan ide kreatif untuk
memecahkan permasalahannya.
Eksternal adalah faktor yang ada di sekeliling orang, produk atau proses. Faktor eksternal memang sangat mempengaruhi kemunculan kreatifitas. Pengaruh tersebut bisa terhadap orangnya atau individunya, misal adanya panorama alam yang dapat menginspirasi seorang pelukis untuk mengeluarkan kreatifitasnya dalam membuat lukisan. Atau pengaruh tersebut bisa saja mempengaruhi produk kreatifitas, misal saat harga kertas melonjak tajam maka para pengusaha kartu ucapan memproduksi kartu dari kertas daur ulang. Dan faktor eksternal pun turut mempengaruhi proses kreatifitas misal pembuatan suatu benda kerajinan miniatur kapal layar akan sangat berbeda proses pengerjaannya bila dipengaruhi waktu pengerjaan (antara waktu pengerjaan normal dengan waktu penyelesaian target pesanan).
Eksternal adalah faktor yang ada di sekeliling orang, produk atau proses. Faktor eksternal memang sangat mempengaruhi kemunculan kreatifitas. Pengaruh tersebut bisa terhadap orangnya atau individunya, misal adanya panorama alam yang dapat menginspirasi seorang pelukis untuk mengeluarkan kreatifitasnya dalam membuat lukisan. Atau pengaruh tersebut bisa saja mempengaruhi produk kreatifitas, misal saat harga kertas melonjak tajam maka para pengusaha kartu ucapan memproduksi kartu dari kertas daur ulang. Dan faktor eksternal pun turut mempengaruhi proses kreatifitas misal pembuatan suatu benda kerajinan miniatur kapal layar akan sangat berbeda proses pengerjaannya bila dipengaruhi waktu pengerjaan (antara waktu pengerjaan normal dengan waktu penyelesaian target pesanan).
TINGKATAN
BERPIKIR KREATIF
Dalam berpikir kreatif, ada beberapa
tingkatan atau stages sampai
seseorang memperoleh sesuatu hal yang baru atau pemecahan masalah.
Tingkatan-tingkatan
itu adalah:
1. Persiapan
(preparation)
Yaitu tingkatan
seseorang memformulasikan masalah, dan mengumpulkan fakta-fakta atau materi
yang dipandang berguna dalam memperoleh pemecahan yang baru.
2. Tingkat
inkubasi
Yaitu berlangsungnya
masalah tersebut dalam jiwa sesorang, karena individu tidak sengaja memperoleh
pemecahan masalah.
3. Tingkat
pemecahan atau iluminasi
Yaitu tingkat
mendapatkan pemecahan masalah, orang mengalami “Aha”, secara tiba-tiba
memperoleh pemecahan tersebut.
4. Tingkat
evaluasi
Yaitu mengecek
apakah pemecahan yang diperoleh pada tingkat iluminasi itu cocok atau tidak.
Apabila tidak cocok lalu meningkat pada tingkat berikutnya.
5. Tingkat
revisi
Yaitu mengadakan revisi
terhadap pemecahan yang diperolehnya.
Orang yang berpikir
kreatif mempunyai beberapa macam sifat mengenai pribadinya yang merupakan original person, yaitu:
1. Memilih
fenomena atau keadaan yang kompleks
2. Mempunyai
psikodinamika yang kompleks, dan mempunyai skope pribadi yang luas.
3. Dalam jugment-nya lebih mandiri.
4. Dominan
dan lebih besar pertahanan diri (moreself-assertive).
5. Menolak suppression sebagai mekanisme
kontrol.
P2P online casino - Cadangpintar
BalasHapusA number of online kadangpintar casino are coming soon: Bet365, Betway, Unibet, Unibet, and a handful more operators are just 메리트 카지노 주소 some examples. 바카라 사이트