Selasa, 03 Desember 2013

BIOGRAFI SOCRATES


Socrates lahir pada tanggal 4 Juni 470 SM di Athena, Yunani. Dia adalah seorang filsuf Yunani kuno yang terkenal.

Biografi dan Karir:

Ibunya, Phainarete adalah seorang bidan dan ayahnya, Sophroniscos, adalah pematung. Dia mungkin dididik dalam gaya Athena di masa itu: ia belajar musik, senam dan tata bahasa. Di antara para empu yang berkontribusi untuk menciptakan filsafat Socrates 'adalah: Aspasia dan Diotima.

Socrates Xantippe menikah dan memiliki tiga orang anak: Lamprocles, Sophroniscos dan Menexene. Selama hidupnya ia mengambil bagian pada tiga kampanye militer: pada awal perang Peloponesis, antara 432-429 SM, di 424 SM dalam pertempuran di Delion dan di 422 dalam ekspedisi Amphipolis.

Dia berani, sabar, di
pihak bahagia dan minum sebanyak yang lain. Kemarahan dan kekerasan Socrates suasana hati tidak tahu. Begitu ia dipukul oleh orang asing di pesta, tapi dia tidak melakukan apa-apa. Pembenaran-Nya adalah: "jika keledai akan memukul saya dengan kuku, akan saya menuntut itu?".

Pada 399 SM ia dituduh oleh Meletos, Anytos dan Lycon karena ia tidak mengakui dewa dan dia rusak para pemuda. Tentu saja itu apa yang mereka katakan dan kalimat yang mereka minta adalah kematian.

Socrates menolak Lysias, pengacara dan membela dirinya. Dia telah tinggal di penjara selama 30 hari dan selama waktu ini menerima kunjungan dari teman-temannya. Mereka mengusulkan dia rencana melarikan diri, tetapi Socrates menolaknya.

Socrates berdedikasi jam terakhir hidupnya untuk percakapan dengan teman-temannya pada tema keabadian jiwa. Dia telah mandi dan sebelum matahari terbenam ia minum cangkir dengan racun dan kata-kata terakhirnya adalah: "Criton, aku berutang Asclepios satu ayam, jangan lupa untuk memberikannya". Socrates meninggal pada tanggal 7 Mei 399 SM.

Filosofi
Salah satu catatan Plato yang terkenal adalah Dialogue, yang isinya berupa percakapan antara dua orang pria tentang berbagai topik filsafat. Socrates percaya bahwa manusia ada untuk suatu tujuan, dan bahwa salah dan benar memainkan peranan yang penting dalam mendefinisikan hubungan seseorang dengan lingkungan dan sesamanya. Sebagai seorang pengajar, Socrates dikenang karena keahliannya dalam berbicara dan kepandaian pemikirannya. Socrates percaya bahwa kebaikan berasal dari pengetahuan diri, dan bahwa manusia pada dasarnya adalah jujur, dan bahwa kejahatan merupakan suatu upaya akibat salah pengarahan yang membebani kondisi seseorang. Pepatahnya yang terkenal: "Kenalilah dirimu".
Socrates percaya bahwa pemerintahan yang ideal harus melibatkan orang-orang yang bijak, yang dipersiapkan dengan baik, dan mengatur kebaikan-kebaikan untuk masyarakat. Ia juga dikenang karena menjelaskan gagasan sistematis bagi pembelajaran mengenai keseimbangan alami lingkungan, yang kemudian akan mengarah pada perkembangan metode ilmu pengetahuan.
Kematian
Socrates percaya akan gagasan mengenai gaya tunggal dan transenden yang ada di balik pergerakan alam ini. Dengan demikian, Socrates memiliki pandangan yang bertentangan dengan kepercayaan umum masyarakat Yunani saat itu, yaitu kepercayaan pada kuil (oracle) dari dewa-dewa.
Pandangan yang ia bawa tersebut akhirnya membuatnya dipenjara dengan tuduhan merusak ahlak pemuda-pemuda Athena. Pengadilan dan cobaan yang dialaminya digambarkan dalam catatan Apology oleh Plato, sedangkan serangkaian percakapannya dengan para siswanya ketika ia dipenjara digambarkan dalam Phaedo, juga oleh Plato. Bagaimanapun, Socrates dinyatakan bersalah dan ia ditawarkan untuk bunuh diri dengan meminum racun. Penawaran tersebut diterimanya dengan tenang, meskipun para siswanya telah berulangkali membujuknya untuk melarikan diri. Menurut Phaedo, Socrates meninggal dengan tenang dengan dikelilingi oleh kawan-kawan dan siswanya.
Pengaruh
Sumbangsih Socrates yang terpenting bagi pemikiran Barat adalah metode penyelidikannya, yang dikenal sebagai metode elenchos, yang banyak diterapkan untuk menguji konsep moral yang pokok. Karena itu, Socrates dikenal sebagai bapak dan sumber etika atau filsafat moral, dan juga filsafat secara umum
Pelajaran dari Socrates
Beberapa murid dari filosof barat kuno Socrates pernah meminta pendapat Socrates tentang hakekat kehidupan manusia.
Socrates membawa mereka ke pinggir sebuah hutan buah, berpesan kepada mereka, “Kalian masing-masing berjalanlah menelusuri barisan pohon-pohon buah ini, berjalan dari ujung yang satu ke ujung yang lainnya, setiap orang boleh memetik satu buah yang kalian anggap paling besar dan yang paling baik. Tidak boleh berjalan balik kembali, dan tidak boleh melakukan pilihan yang kedua kali.”
Para murid melakukan permintaan Socrates. Mereka berangkat ke hutan buah itu, mereka dengan sangat serius melakukan seleksi. Ketika mereka tiba di ujung hutan buah, sang guru sudah menantikan kedatangan mereka di sana.
Socrates bertanya kepada murid-muridnya, “Apakah kalian sudah mendapatkan buah yang kalian anggap paling memuaskan?”
Ada salah satu muridnya menjawab, “Guru, ijinkanlah saya memilih sekali lagi. Tadi sewaktu saya masuk ke dalam hutan segera melihat buah yang sangat besar dan bagus. Akan tetapi saya tidak memetik buah itu karena saya takut di depan sana masih ada buah yang lebih besar dan lebih bagus. Ketika saya berjalan hingga ke ujung hutan, saya baru menyadari bahwa buah yang pertama kali saya jumpai itu adalah yang paling besar dan bagus.”
Murid-murid yang lain juga mohon untuk diijinkan memilih satu kali lagi. Dengan menggeleng-gelengkan kepala Socrates berkata, “Anak-anak sekalian, memang demikianlah kehidupan ini, tidak ada kesempatan untuk memilih yang kedua kalinya.”
Di dalam perjalanan hidup ini, kesempatan yang diberikan kepada setiap orang boleh dikatakan adalah sama rata. Ada orang yang bisa langsung meraih dan memegang erat kesempatan yang ada, tetapi ada juga banyak orang yang menyesal telah kehilangan atau telah melepaskan kesempatan baik. Diantara mereka yang menyesal kehilangan kesempatan baik, ada sebagian orang yang bersikap bimbang dan tidak tegas, ada juga sebagian orang yang berambisi terlalu besar.
Dari sini dapat kita lihat, menjadi orang seharusnya dapat melepas dan memandang hambar keinginan diri, menyayangi setiap kesempatan dan nasib dalam kehidupan ini.
Tujuan yang sudah dipastikan seharusnya direali-sasikan dengan sungguh-sungguh dan mantap, tidak gila pada kekayaan dan pangkat, hanya berusaha dalam kehidupan ini, tetapi tanpa adanya penyesalan dan sakit hati.
Dapat menyayangi kesempatan dan nasib berarti dapat bertanggung jawab kepada jiwa kita sendiri, karena banyak sekali kesempatan emas di dunia ini, yang tidak akan memberikan kepada kita kesempatan untuk memilih yang kedua kalinya.
Sumber : id.wikipedia.org
wikimedia.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar